Jumat, 29 November 2013

haha, sepatu butut lagi

Seperti yang pernah kukatakan tentang sepatu.
Aku selalu tertarik buat beli sepatu yang ada talinya, dan yang bisa dipakai buat cewek maupun cowok.
Contohnya sepatu Sport.

Jadi otomatis aku selalu pergi kemana-mana selalu pakai sepatu bertali. Termasuk juga kekampus.

Tapi belakangan ini aku jadi ngerasa beda, waktu temen-temen cewek pada ngobrolin tentang sepatu. Karna dikelasku rata-rata ceweknya itu feminim dan sepatunya model tepes kayak gini.

 
Dan si erby –salah satu teman saya- bilang gini 'chery kok sepatunya bertali terus!  Keren sih, tapi kenapa tampil beda.'
Lalu, mereka melihat sepatuku.
Dan aku ngeles "yah ini kan gak melanggar peraturan kampus"  kataku.

Tapi setelah aku fikir-fikir. Iya jugak ya, aku kok enggak punya sepatu cewek yang tepes gitu.

Besoknya aku langsung beli. Tapi yang harganya paling murah. Karna seenggaknya aku punya sepatu cewek yang tepes yang bisa dipake ke kampus.

**
Akupun pake sepatu itu tanpa mikir yang buruk-buruk, aku tetep jadi diriku sendiri.

Dan kampretnya begitu mau persentase makalah, sepatuku itu copot tapaknya. Kiwil-kiwil tinggal depannya doang.

Entah temen-temen yang nyadar atau engga'
Yang pasti aku jadi mati kutu. Aku jalan radak nyeret.
Temen yang agak curiga tanya sih, cery kakinya kenapa?
Ah ini kakiku kram.
Padahl karna sepatuku yang mau copot. Maklumlah ini murahan.

Benar-benar tak ada alternatif ya.
Saya tidak bawa sepatu cadangan ketika itu. Jadi tidak bisa menggantinya.
Saya juga tidak bisa permisi beli lem sepatu, karna waktunya pas sekali lagi mepet.
Dan inilah yang terjadi.
Sejak saat itu saya tidak peduli apa kata orang. Saya  kembali memakai sepatu yang bertali, karna itu nyaman di diri saya. Juga menghindari kejadian-kejadian tak terlupakan seperti ini lagi. hehe