Minggu, 06 April 2014

3 Fase Yang Membentuk Model Manusia

Menjadi manusia adalah sebuah karunia. Karna di muka bumi Manusia memegang peranan tertinggi dalam segala aspek. Manusia memiliki kemampuan menciptakan, dan juga kemampuan merusak paling besar.
Selain bentuk fisik yang sempurna. Manusia diciptakan sebagai makhluk paling cerdas, karna dibekali kemampuan berfikir yang baik oleh sang pencipta.

Tapi, kualitas kemanusiaan kita, tetap ada pada sebatas dan sejauh mana usaha kita dalam memfungsikan karunia tersebut.

Dalam kehidupan, ada 3 fase yang membentuk Model Manusia. Dimana pada setiap fase seorang manusia akan membentuk komitmennya. Memahami suatu ideologi yang pada akhirnya akan membentuk identitas diri, mentalitas dan karakter seseorang.

=>Yang pertama adalah fase afiliasi. Pada fase ini manusia berkutat pada 3 hal sederhana. Yaitu Komitmen terhadap keyakinannya sebagai visi dan misi hidup. Komitmen terhadap bentuk ibadah sebagai kepercayaan kepada pencipta. Dan komitmen terhadap tingkah laku sebagai bentuk sikap kita sehari-hari.

=>Fase kedua ialah fase partisipatif. Pada fase ini setiap individu akan menyadari bahwa dirinya adalah bagian dari proses interaksi antar individu-individu lain.
 Fase ini terbentuk melalui karakter mental individu, lalu melebar ke masyarakat dalam kegiatan interaksi. Pada fase ini biasanya manusia berkutat pada 3 hal sederhana. Yaitu komitmen untuk mendukung segala sesuatu menuju kebaikan dan melawan kerusakan di masyarakat. Lalu komitmen untuk menjadi faktor pemberi atau pembawa manfaat dalam masyarakat. Lalu yang terakhir berkomitmen menjadi perekat masyarakat dan pencegah disintegrasi sosial.

=>Fase akhir dalam proses ini adalah fase kontribusi. Dimana pada fase ini tiap-tiap individu semakin melibatkan diri dalam memberikan sumbangsih pada lingkungan sekitar sesuai dengan kapasitas dan keahlian yang dimiliki. Fase ini nantinya akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas hidup. Menajamkan peran dan fungsinya di masyarakat dengan amal-amal unggulan.

Semua fase tersebut saling berkaitan satu sama lain. Artinya dalam proses perpindahan tiap fase bukan berarti kita berhenti melakukan atau berhenti berproses di fase pertama atau pun fase kedua. Semua berjalan beriringan dan saling menopang dalam proses penyempurnaan kualitas kemanusiaan kita.

Sebuah kesimpulan utama dapat kita ambil dari beberapa hal tersebut. Menjadi manusia adalah sebuah karunia. Tapi, kualitas kemanusiaan kita itu, ada pada sebatas dan sejauh mana usaha kita dalam memfungsikan karunia tersebut.
“Mereka mungkin tidak terkenal pada saat-saat biasa saja, tapi ketika keadaan semakin mendesak dan membutuhkan, mereka ada di barisan terdepan dan mereka tak pernah mengingkari janji-janji mereka”