Sabtu, 30 Maret 2013

Mendadak Dukun


Oke. Aku harus bilang wow untuk ini.
Seminggu yang lalu aku baru aja bohong sama seseorang tentang seorang teman aku namanya Suriani.
Waktu itu aku ketemu sama teman facebook namanya budi. Anak punk kota Medan.
Ya, anaknya asik, wajahnya juga imut. Tapi seperti kebanyakan punkers lainnya, dia sedikit gak nyambung diajak ngobrol.
So, usia bukanlah patokan untuk menilai kedewasaan seseorang. Dan budi adalah salah satu contoh manusia berusia 'tua' yang tingkahnya bahkan jauh lebih kekanakan daripada aku. Dan sekali lagi aku harus bilang wow karna bisa ketemu dia.

Mungkin antara percaya tak percaya. Ternyata insting lebih kuat dan penting daripada rencana dan ambisi. Ya, kenapa aku bilang begitu. Ini karna insting mempertemukanku pada banyak teman baru.  Teman yang kemungkinan aku temui berkat instingku sebagai  manusia yang mirip 'manusia'.
Meskipun membuat perjanjian pada banyak orang dan meskipun menyusun rencana berlebihan, pada akhirnya waktu akan berikan statement  berbeda dan Manusia hanya bisa berharap. Tapi berbeda dengan insting yang bisa saja tiba-tiba muncul. Lalu ia membantu menuntun naluri pada sesuatu yang tak terduka sebelumnya. Namun yang tak terduga itu biasanya adalah tak jauh dari areal apa yang lebih kita harap.

Huft. Maaf jika tulisan dia atas susah dimengerti. Sesungguhnya ketika menulis ini, jari-jariku mengalir  bagaikan air. Hingga akupun tak belum sempat membaca ulang kata-katanya, dan belum sepenuhnya sempat memahami tulisanku sendiri.

Oiya. Kembali pada apa yang aku bohongkan pada budi.
Sekedar basa basi (aku selalu takut dinilai aneh pada kesan pertama) aku mengatakan apapun yang terlintas dalam fikiranku. Tak peduli itu realita atau fiktif belaka. n_n
Secara tak sengaja aku menyebutkan satu nama teman Sma ku yang  tak jauh dari tempat aku bertemu dengan budi. Dan aku bilang baru dari rumahnya ngucapin selamat atas pernikahannya.
Dan bla, bla, bal.. Obrolan berlanjut kesana kemari.

Dan seminggu berlalu selang setelah aku bertemu budi. Di suatu jum'at siang. Seseorang mengantarkan surat undangan dari teman SMA ku yang akan menikah.
Dan wow. Nama yang tercantum di sana adalah Suriani. Nama yang aku katakan pada budi seminggu yang lalu. Nama yang tiba-tiba terlintas difikiranku sebagai basa basi.

Ini cukup aneh dan aku cukup kaget, mengingat kejadian semacam ini bukan hanya satu dua kali pernah kualami.
Dulu ketika masih sekolah aku juga sering mendapat firasat jika akan terjadi sesuatu. Kadang aku menganggapnya sebagai suatu ilusi atau hayalan. Tapi semakin kesiini aku menyadari ada bakat lebih dalam diriku. Sebuah bakat alami yang sulit kukendalikan, dan tak semua orang bisa memilikinya. Aku tak tau apa nama bakat ini. Jika dikatakan indra keenam. Mungkin bukan. Karna aku bahkan tak pernah melihat hantu, sekedar merasakan dan mendengar kehadirannya. Sesekali aku pernah alami. Tapi tak pernah kuberhadapan  langsung.
Dan mungkin jika aku mengasahnya dengan cara-cara tertentu. Aku akan mendadak jadi dukun.
Ah,tapi tidak lah. Setelah kupertimbangkan aku hidup dalam dunia realita dan fakta. Aku tak begitu tertarik berhubungan dengan dunia semu dan gaib.
Lebih baik kujalani sebagai manusia bisa saja. Yang normal dan bukan paranormal.