Kamis, 10 Oktober 2013

Semua Orang Punya Kemampuan Kok

Tidak ada manusia yang sempurna. Ya,  mungkin kalimat klise ini sudah sering kita dengar. Bahkan sangat seringnya sehingga jika penulis menggunakan kalimat tersebut dalam karyanya, akan dianggap monoton dan tidak kreatif.
Tapi tanpa disadari kalimat Tak ada Manusia yang sempurna itu memiliki makna yang besar.
Karna berbicara tentang Kesempurnaan berarti berbicara tentang makhluk lain yang ada di luar muka bumi ini.

Orang-orang yang merasa pintar adalah orang-orang yang sesungguhnya bodoh. Justru orang pintar yang sesungguhnya sering merasa dirinya bodoh. Sama halnya dengan orang-orang yang merasa dirinya sempurna, itu artinya dia adalah orang yang paling banyak memiliki kekurangan.
Kita gak bisa serta merta menjadi orang yang sombong, hanya karna kita memiliki sesuatu yang lebih baik dari yang dimiliki oleh orang lain.
Kita juga tidak boleh merasa congkak, hanya karna kita memiliki kemampuan dan kelebihan yang tidak dimiliki oleh orang lain.

--
Sewaktu masih sekolah, saya pernah menyombongkan diri pada beberapa orang teman saya.
Ketika itu saya merasa  bangga, saya mendapat juara di kelas, saya memiliki orang tua yang pekerjaannya baik dan bergaji besar. Ketika itu saya tidak peduli pada keadaan teman di kelas, saya menjadi egois dan mementingkan diri sendiri. Ditambah sikap saya yang pendiam dan dingin, membuat teman saya banyak yang menjauhkan dirinya dari saya.
Terus terang saat itu teman saya hanya sjumlah hitungan jari, dan selama 1tahun lebih saya mempertahankan keadaan yang demikian tersebut.

Sampai suatu hari, teman saya Rahmadani meminta saya datang kerumahnya karna ada acara ulang tahun. Sayapun bersedia datang dan menyadari bahwa tempat tinggal rahmadani begitu menyenangkan. Di depan rumahnya ada ladang jambu kelutuk, di belakang rumahnya ada aliran air  yang panjang seperti anak sungai, dan udaranya juga sejuk. Berada di rumah Ramadani membuat saya merasa damai. Ditambah keluarganya yang ramah dan sederhana.
Tapi ada satu hal, di balik kesederhanaan keluarga itu. Ternyata Rahmadani memiliki 6 orang adik yang masih kecil-kecil.  Ayahnya bekerja sebagai pedagang roti, dan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa.
Setiap sore rahmadani belanja ke pasar, mencari sayuran bekas, makanan yang bisa terbeli dengan harga murah dan ya, bisa dikatakan keluarga mereka hidup dalam kemiskinan.
Tak banyak yang saya tau dari keluarga itu. Tapi dari mereka saya belajar sesuatu. Belajar bahwa kebahagiaan tidak  dapat diukur oleh harta, kebahagiaan adalah rasa syukur dan rendah hati.

Andai saya adalah rahmadani, mungkin saya tidak setegar dan sebahagia dirinya.

Sekarang saya tau, setiap orang pasti memiliki kelebihan. Melalui rahmadani, teman saya di masa sekolah dulu. Saya mengambil hikmah. Mungkin memang saya anak yang pintar, anak yang berkecukupan dan mendapat banyak kebahagiaan lewat orang tuanya. Tapi saya sombong, saya pendiam, begitu cuek dan tidak peduli sehingga tidak banyak yang ingin berteman dengan saya. Dan Rahmadani, dia hanya anak yang biasa,dia juga tidak punya harta berlimpah. Tapi dia bertanggung jawab terhadap adik-adiknya, dia mamiliki lebih banyak teman daripada saya. Dan yang selalu saya lihat rahmadani bahagia dengan apa yang dimilikinya. Dia tidak sombong.

_mungkin suatu hari kita akan bertemu dengan rahmadani-rahmadani yang lain, atau mungkin kau akan merasakan hal yang sama seperti yang pernah kuarasakan dulu.
Tapi ingatlah, kesombongan bukanlah milik manusia. Manusia hanyalah makhluk kecil dibanding dengan seluruh isi bumi dan kuasa Tuhan.

Lalu jika kau merasa memiliki kelebihan, pandanglah orang lain. Jangan hanya dirimu sendiri. Memang  benar pilot bisa menerbangkan pesawat. Tapi apakah dia bisa membuat pesawat?