Rabu, 09 Oktober 2013

Sensor Nyebeliin..

Ada banyak film keren yang akhir-akhir ini sering tayang di Tv, dan beberapa diantara film itu ada yang pernah saya tonton. Mungkin sudah sangat lama saya tonton, sebelum akhirnya lembaga sensor indonesia mengedit habis sebagian isi cerita filmnya. Dan yang disesalkan, bukan hanya bagian yang berbau pornografi yang dipotong habis. Beberapa bagian film yang saya rasa cukup menarik, justru ikut dipotong karna hanya menggunakan beberapa dialog 'tak pantas'.

SIAL..
Kadang saya mikir, Heran!
Indonesia memiliki sistem yang aneh dalam menayangkan sesuatu di layar televisinya.
Kalau nonton berita pembunuhan, ataupun kecelakaan. Justru gambar para korbannya dipertontonkan, paling diburemin dikit kalo ada darah2nya. Tapi coba bandingin sama film-film yang udah kena lembaga sensor. Pas adegan sepasang kekasih lagi ngungkapin kasih sayangnya, bukan Cuma diburemin tapi dipotong habis isi filmnya. Dan akhirnya yang nonton jadi bingung, Isi ceritanya otomatis radak gak nyambung. Bukan itu aja,sensor sekarang sudah jauh lebih ketat. Sampai-sampai cewek-cewek ketat dan orang merokokpun asepnya disensor.

Oke, oke. Terlepas dari pemikiran mereka -para orang dewasa- yang menganggap banyak film dianggap kurang mendidik. Dan terlepas dari seberapa pentingnya arti sensor dalam sebuah film.
Saya hanya ingin mengungkapkan isi kepala saya disini.

Karna menurut saya, lembaga sensor bukan hanya menjadikan sebuah film tampak monoton. Tapi mereka juga membatasi kretifitas para pembuat film. Gimana enggak, kalau yang ditayangin di Tv semua hal yang positif-positif. Gimana kita yang nonton bisa ngambil hikmah dari filmnya. Dan kalau yang nonton anak-anak, seenggaknya mereka jadi tau perbandingan antara hal yang baik dan buruk. Mana yang boleh dilakukan, mana yang enggak?

Percayalah jika di didik dengan baik dan ditanamkan norma dalam dirinya. Seorang anak tidak akan terpengaruh hanya karna menonton sebuah film Perang.

Mungkin jika suatu hari saya terlibat dalam pembuatan sebuah film, saya pasti akan kesulitan jika diharuskan membuat film yang tanpa sensor. Alias film yang lurus-lurus saja. Ya, bisasih kalau film itu bertema agama, atau kartun anak-anak.

Jadi sekarang kita tau kenapa industri film di luar negri bisa mendunia. Itu karna para pembuat film memiliki kreatifitas yang tak terbatas, mereka mempunyai kebebasan berekspresi tanpa sensor. Dan hasilnya para sutradara, penulis skenario dan seluruh staff  perfilm an, merekapun melahirkan karya-karya yang luar biasa, dan juga tekhnik perfilm an yang benar-benar baru.

Dan saya rasa lembaga sensor bukanlah solusi efektif di zaman yang sudah serba maju ini. jika harus diberlakukan dengan begitu ketat, Mungkin ini demi kebaikan kita bersama. Tapi selain televisi, indonesia sudah mulai akrap dengan internet. Dan hampir setiap rumah sudah memiliki alat pemutar kepingan-kepingan CD.
Mungkin beberapa hal terbatas jika nonton di tv, karna itu gratis. Tapi jika kita lari ke youtube atau toko-toko kaset terdekat. Maka kita bisa menonton film yang kita sukai dengan leluasa dan tak terbatas tanpa sensor. Terserah film apa saja, yang penting kita suka filmnya.

Eh tapi omong-omong, indonesia juga punya tayangan fulgar yang tak pernah disensor. Yang biasanya temanya Dangdut.