Ada banyak film
keren yang akhir-akhir ini sering tayang di Tv, dan beberapa diantara film itu
ada yang pernah saya tonton. Mungkin sudah sangat lama saya tonton, sebelum
akhirnya lembaga sensor indonesia mengedit habis sebagian isi cerita filmnya.
Dan yang disesalkan, bukan hanya bagian yang berbau pornografi yang dipotong
habis. Beberapa bagian film yang saya rasa cukup menarik, justru ikut dipotong
karna hanya menggunakan beberapa dialog 'tak pantas'.
SIAL..
Kadang saya mikir,
Heran!
Indonesia memiliki
sistem yang aneh dalam menayangkan sesuatu di layar televisinya.
Kalau nonton berita
pembunuhan, ataupun kecelakaan. Justru gambar para korbannya dipertontonkan,
paling diburemin dikit kalo ada darah2nya. Tapi coba bandingin sama film-film
yang udah kena lembaga sensor. Pas adegan sepasang kekasih lagi ngungkapin kasih
sayangnya, bukan Cuma diburemin tapi dipotong habis isi filmnya. Dan akhirnya
yang nonton jadi bingung, Isi ceritanya otomatis radak gak nyambung. Bukan itu
aja,sensor sekarang sudah jauh lebih ketat. Sampai-sampai cewek-cewek ketat dan
orang merokokpun asepnya disensor.
Oke, oke. Terlepas
dari pemikiran mereka -para orang dewasa- yang menganggap banyak film dianggap
kurang mendidik. Dan terlepas dari seberapa pentingnya arti sensor dalam sebuah
film.
Saya hanya ingin
mengungkapkan isi kepala saya disini.
Karna menurut saya,
lembaga sensor bukan hanya menjadikan sebuah film tampak monoton. Tapi mereka
juga membatasi kretifitas para pembuat film. Gimana enggak, kalau yang
ditayangin di Tv semua hal yang positif-positif. Gimana kita yang nonton bisa
ngambil hikmah dari filmnya. Dan kalau yang nonton anak-anak, seenggaknya
mereka jadi tau perbandingan antara hal yang baik dan buruk. Mana yang boleh
dilakukan, mana yang enggak?
Percayalah jika di
didik dengan baik dan ditanamkan norma dalam dirinya. Seorang anak tidak akan
terpengaruh hanya karna menonton sebuah film Perang.
Mungkin jika suatu
hari saya terlibat dalam pembuatan sebuah film, saya pasti akan kesulitan jika
diharuskan membuat film yang tanpa sensor. Alias film yang lurus-lurus saja.
Ya, bisasih kalau film itu bertema agama, atau kartun anak-anak.
Jadi sekarang kita
tau kenapa industri film di luar negri bisa mendunia. Itu karna para pembuat
film memiliki kreatifitas yang tak terbatas, mereka mempunyai kebebasan
berekspresi tanpa sensor. Dan hasilnya para sutradara, penulis skenario dan
seluruh staff perfilm an, merekapun
melahirkan karya-karya yang luar biasa, dan juga tekhnik perfilm an yang
benar-benar baru.
Dan saya rasa
lembaga sensor bukanlah solusi efektif di zaman yang sudah serba maju ini. jika
harus diberlakukan dengan begitu ketat, Mungkin ini demi kebaikan kita bersama.
Tapi selain televisi, indonesia sudah mulai akrap dengan internet. Dan hampir
setiap rumah sudah memiliki alat pemutar kepingan-kepingan CD.
Mungkin beberapa hal
terbatas jika nonton di tv, karna itu gratis. Tapi jika kita lari ke youtube
atau toko-toko kaset terdekat. Maka kita bisa menonton film yang kita sukai
dengan leluasa dan tak terbatas tanpa sensor. Terserah film apa saja, yang
penting kita suka filmnya.
Eh tapi omong-omong,
indonesia juga punya tayangan fulgar yang tak pernah disensor. Yang biasanya
temanya Dangdut.