Sebenarnya aku anak
ayah. Bibitku berasal dari ayah.
Ibu hanya membantu
mengembangkan bibit yang ayah titipkan di Rahimnya, lalu ibu mengizinkanku
terlahir ke dunia sebagai manusia Baru.
Ketika aku lahir,
aku tak mengingat apapun. Yang aku tau ibu sudah pertaruhkan hidup dan matinya
untuk memperjuangkan hidupku.
Dan ayah, adalah
seorang paling bahagia di hari kelahiranku. Karna aku adalah anak ayah, ayah
menggendongku pertama kali, lalu membisikkanku iqomat yang amat merdu. Aku
islam karna ayat al-quran yang kudengar dari ayah untuk pertama kali.
Terimakasih ayah.
Kau sudah menitipkan aku pada rahim ibu. Kau izinkan sari makanan yang
terkumpul menjadi sperma, berkembang dan menyatu dengan indung telur ibu.
Kini aku tau, sejak
dalam kandungan aku adalah pemenang. Aku mengalahkan ribuan sperma yang lain
untuk menembus kokohnya inti sel telur ibu.
Mungkin aku lupa
saat ayah membisikkanku kalimat ALLAH di hari kelahiranku, saat ayah
menggendongku sampai aku tertidur, saat ayah menggantikan popokku yang penuh
dengan kotoran, saat ayah menuntunku belajar berjalan, saat ayah mengusap air
mataku ketika ku terjatuh. Mungkin aku lupa semua itu, karna ingatanku ketika
bayi belum berfungsi sempurna.
Yang aku tau, ayah
adalah seorang yang pernah berjanji untuk menjagaku. Bahkan sampai hari ini ayah masih menjadi
tempatku bermanja.
}} Terimakasih ayah.
Aku bahagia menjadi
anak ayah dan aku bangga punya orangtua hebat seperti ayah.
:D