Semua orang yang
saat ini sudah merasakan enaknya bekerja, menghasilkan uang sendiri. Pasti
pernah merasakan suka dukanya mencari pekerjaan.
Ya, sama halnya
denganku.
Setamatnya aku dari Sma, aku sudah mulai galau
bombay memikirkan ingin melanjut kemana. Kuliah atau kerja, kerja atau kuliah
atau kuliah sambil kerja. Aaah…
Ketika itu aku belum
bisa berfikir secara matang (ya,sekarangpun belum bisa), ditambah saran-saran
dari orang sekitar yang begitu beragam membuatku makin bingung. Ya, sejujurnya
tak selamanya saran dari orang lain itu membantu. Kakakku yang sudah S1 menyarankan
aku untuk kerja saja, "karna kuliah itu capek dan ngabisin dana. Toh orang
tamat kuliah tujuannya nyari kerja juga"katanya. sedang mama minta aku
kuliah jurusan guru, mungkin mama ingin aku memiliki pekerjaan seperti Nya.
Tapi maaf ma, aku tak berbakat jadi guru. Dan bapak memintaku untuk kerja saja,
karna saat ini sedang kesulitan ekonomi jadi tidak ada dana untuk biaya kuliah.
Ya sebenarnya tak masalah jika aku kuliah. Asalkan di kampus yang murah dan
asalkan aku bisa cari biaya sendiri.
Augh,Ini semua benar
benar M3mU51n9k4n 54y@..
Oke, karna hidup
kita, kita yang menjalani dan orang lain tau apa? Akhirnya aku mutusin untuk tidak jadi
apa-apa dulu. kakak, mama dan bapakku hanya terdiam. JLEB "terserah
kamulah" katanya.
Sampai aku
memikirkan sesuatu secara benar-benar matang. Aku akan putuskan sendiri (semoga
saja).
Akhirnya, aku
benar-benar jadi Pengacara (pengangguran banyak acara) selama setahun
Penuh. Dan selama setahun itu aku bisa
merasakan bagaimana rasanya hidup sebagai
manusia yang tidak produktif. Tanpa pendidikan, tanpa pemasukan, tanpa
teman dan pastinya tanpa makna. Ya, ini adalah saat-saat paling Sepi dalam
hidupku. Saat dimana seorang teman menjadi begitu langka. Seakan pergaulanku
terputus seiring keputusanku yang juga memilih untuk Break dari dunia Luar yang
'realitas pasti'. Mungkin Ini juga yang jadi penyebab
aku tidak punya pacar. Satu satunya kesibukanku mungkin hanya Internetan
dan belajar main piano.
Oya, kembali sama
judul di atas. Di sela-sela penangguranku selama setahun, beberapa kali aku
mendengar lowongan pekerjaan yang ditawarkan orang-orang di sekitar rumahku.
Mulai dari kerja pabrik, kerja di perusahaan sampai kerja di toko roti. Dan
darisemua pekerjaan yang ditawarkan. Jujur saja aku tak berminat, karna tak
satupun yang berhubungan dengan keahlianku. Tapi karna tamatanku juga SMA
sederajat. Aku tak bisa protes, aku memilih kerja di toko roti saja.
Ketika itu dalam
waktu 3hari aku ngumpulin berkas dan membuat surat lamaran kerja disana. Eh,
tapi eh tapi karna ini pengalaman pertama. Kalau aku ingat kembali, alangkah
lucunya isi dari surat lamaran itu. Aku terlalu mahir menulis surat cinta, tapi
tak pernah punya pengalaman menulis surat lamaran (kerja). Meskipun sudah
diberi contoh sama mama. Rasanya, tulisan tanganku di surat lamaran itu sangat
alay dan tidak formal. Ah, aku ingin ketawa mengingat ini. Mungkin pimpinan
toko roti itu, sudah ilfil melihat tulisanku sebelum dia melihat lembar ijazah
dan ftoku.
Dan akhirnya bisa
ditebak, lamaran kerjaku ditolak dan sampai detik aku menuliskan ini. Aku masih
jadi pengangguran. Hahaha… (ketawa bangga)
Loh, kok bangga. Ah
dasar aneh. Sudahlah mungkin aku bisa belajar sesuatu dari sini. "lain
kali kalau bakat kita tak sama dengan pekerjaan kita, ya apa salahnya memBakati
apa yang sudah jadi pekerjaan kita. ITU !" (ngomong ala-ala pak mario teguh)
Dan sekian dulu,
pesan saya Cuma satu "lain kali kalau buat surat lamaran. Diketik saja
daripada ditulis tangan. Nanti kamu dikira mau ngelamar yang laen, bukannya
ngelamar kerja".
Hahaha.. Satulagideh
pesannya (duh, kok gak habis-habis)
UDAH KAMPRETT….
----Shut D0wn---