Sabtu, 04 Mei 2013

Tribute to Adam Hussein Lubis {2}


ini adalah lanjutan dari postingan INI

Aku baru ingat tanggal lahir adam tanggal 24 januari 1991. mungkin ini satu-hal yang tidak memiliki kesamaan antara aku sama dia.
 adam itu keras kepala mungkin, jika dia ingin menang sendiri. Wanita manapun akan selalu merasa bersalah dan seakan tak bisa pergi dari hidupnya.

Adam punya kisah cinta yang rumit, dia sempat cerita sama aku. Tapi aku tak terlalu paham dengan jalan cinta yang dia tempuh, mungkin cewek yang sangat dia cintai itu psikopat. Tapi nyatanya cewek itu udah meninggal dunia sekarang.

Aku jadi penasaran, sampai sepanjang pembicaraan aku membayangkan bagaimana sosok adam jika dia benar ada di dunia nyataku. Mungkin bisa saja aku memujanya, atau mungkin aku akan membencinya karna begitu sok tau.
Adam dan aku nyatanya sama-sama anak ke2, tapi dia berada diantara 4 bersaudara yang semuanya ada di medan.
Kita sempat  ngobrolin tentang ngeband, yang ternyata dia suka Main Drum. Jika dia ingin menjadi seorang  Drummer, itu pasti akan mengingatkanku pada seorang teman Facebook yang juga pernah ku temui dan hampir melukaiKu.

Katanya adam dia akan bebas 1tahun lagi, dan ketika dia bebas, dia akan ke medan. Ke tempat kakaknya dan membentuk band bareng sama aku. Haha Amin

Kalau aku gak pernah ngebayangin gimana rasanya hidup di penjara, maka adam yang saat ini sedang dipenjara bilang coba bayangkan saja bagaimana rasanya 4hari aja, berada dalam kamar terus. Jika di jendela kamar ada jerjak-jerjak besi lihatlah jerjak itu sebagai sesuatu yang mengurungmu. Kau hanya keluar dari kamar ketika ingin makan dan mandi. Itupun makannya bukan yang enak-enak, kalau pagi makan nasi sama ubi gandum, kalau siang nasi sama daun ubi, kalau sore mungkin nasi sama telur. Semua hal yang kamu lakuin itu sama, hanya bedanya tak bisa kemana-mana  (keluar kamar), dan yang kau temui hanya orang yang sama setiap harinya. Puluhan orang yang sama, yang hanya bisa bersosialisasi tanpa ada celah untuk bahagia, apalagi punya pacar.
Well, mungkin jika penjara bukan tempat untuk para pembunuh dan pemerkosa. Jika suasana penjara seperti 'kamar' yang adam katakan. Mungkin aku betah tinggal didalamnya.
Hanya saja setiap mantan napi yang sudah bebas, biasanya hanya akan dipandang sebelah mata oleh orang-orang. Dan itu akan menjadi masalah baru buat para napi yang mungkin 'Ingin memperbaiki hidupnya'.

Lantas, bagaimana dengan napi yang mendekam di sana karna kasus narkoba?
Ya, inilah hal yang paling aku benci dari sistem hukum di indonesia. Kenyataan bahwa para pecandu narkoba adalah korban (bukan kriminal). Mereka malah dijebloskan ke penjara bukannya ke panti Rehabilitasi.
Intinya begini, jika sudah menjadi pecandu yang ada di fikiran mereka pada saat itu hanyalah 'bagaimana caranya mendapat obat-obatan , bagimana cara agar bisa menikmati obat-obat penenang itu dan bagaimana cara untuk terus mengkonsumsi barang haram itu?
So, mereka tak akan lagi peduli mau berada di penjara atau di neraka sekalipun, karna sudah terlanjur menjadi pecandu. Mereka tak memiliki jalan selain tetap menjadi pecandu dan melanjutkan hidupnya di penjara. Harusnya seorang pecandu diberi bantuan untuk  dapat menghentikan kecanduannya, dan panti rehabilitasi adalah tempat yang paling tepat.
Ironisnya para pecandu yang tetap mengkonsumsi di lapas, malah akan mempengaruhi penghuni lapas yang lain yang bukan pecandu. Untuk ikut mengkonsumsi narkoba.

Adam sendiri mengakui, memang peredaran narkoba paling banyak terjadi di lingkunagn lapas.
Ketika ada seorang reporter mendekati adam ingin mencari informasi tentang peredaran narkoba di lingkungan penjara. Adam kurang lebih ngomong gini "kalian kalau butuh informasi aja dekat-dekat sama kami, kalau kami lagi ada masalah, kalian tak mau bantu. kalau mau nuduh yang macam-macam, jangan datang kesini. Kami semua udah seperti saudara di sini. Kalian pikir kami gak stress hidup di sini, kalaupun ada yang 'makek' itu kami gunakan buat nenangin diri"

Oke, kurang lebih adam ngomong gitu. Maksudnya itu, jika ada orang yang udah punya anak istri dan ketika mengalami masalah sampai masuk penjara. Otomatis mereka akan stress mikir anak istrinya, bagaimana nasip keluarganya, bagaimana jika istrinya nikah lagi kalau gk ada yg nafkahin anak-anaknya.
Nah, mungkin disinilah narkoba menjadi semacam pilihan, supaya mereka bisa tenang. "Obat penenang itu seenggaknya bisa buat mereka ngelupain masalahnya" katanya.

Mendengar apa yang dikatakan adam, aku baru tau. Ternyata mereka yang ada didalam penjara, mereka juga adalah manusia. Dan mungkin karna kesalahan kecil dan khilaf, bisa saja seorang yang baik dan polos ikut masuk dalam penjara.
Lalu, mungkin setelah mulai mengenal adam. Aku bisa mengubah argumen kembali. Bahwa semua napi adalah orang jahat itu salah. Mereka mungkin sama sepertiku hanya saja pemikirannya sudah ditambah dengan landasan berbeda.