Kamis, 12 Juni 2014

Insiden di siang hari


Siang itu saya sedang bekerja.
Sampai tiba-tiba dari arah seberang jalan, insiden itu terjadi.

Ada seorang pria mengendarai kereta kencang dan  menyerempet seorang anak sekolah yang sedang menyebrang jalan. Karna begitu kencangnya, tidak ada yang sempat mengejar pria itu.

Lalu  ibu majikan tempat saya bekerja langsung keluar dan membantu anak itu berdiri. Saya tidak tau percis kejadiannya, tapi yang saya lihat telinga dan kaki kanan si anak berdarah.

Seorang  teman dari anak sekolah inipun diminta untuk memanggil ibunya, yang rumahnya tidak begitu jauh. Karna ketika menangis si anak berkata "aku kalau pulang nanti dimarahin mamak.."

Merasa sebagai saksi mata, ibu majikan sayapun membantu si anak bicara pada ibunya agar tidak kena marah.

Dan begitu mama si anak tiba. Wanita itu berkata dengan nada khawatir "kenapa kau nak?"
Dan si anak langsung menangis kencang "huhu.. tadi diserempet kereta.. Huhu..tanganku Kena setangnya.. Tapi orangnya lari, huhu.."

Bla,bla, bla, saya berada tak jauh dari kejadian itu, tapi saya tidak melihat apapun. Karna saya sedang bekerja.
Saya hanya mendengar suara tangisan bocah laki-laki itu ketika mengadu pada ibunya.
 Dan itu membuat saya ingat mama saya.

Karna ketika masih bocah dulu, saya juga begitu. Jika ada masalah, maka saya takut dimarahi mama. Tapi begitu berdiri dihadapan mama, maka saya hanya bisa menangis dan meminta pengertian mama. Dan sebagai ibu, mama akan menenangkan tangisanku dan memaafkanku.

Itu membuat mata saya berkaca-kaca nako kalau mengingatnya.

Karna jika bukan pada mama, pada siapa lagi seorang bocah mengadu tentang masalahnya dan menangis kencang di antara tatapan iba orang-orang.