Sang Bidadari peri
Peri itu berjalan
sendirian di tengah taman anggrek.
Satu sayapnya telah
putus karna upaya bunuh dirinya Gagal lagi.
Peri itu ingin mati,
tapi dia tidak bisa. Seberapapun kuat usahanya untuk bunuh diri. Sang peri
bukanlah makhluk yang hidup dengan Ruh di dalam Raganya. Dia tidak mungkin
mati.
Ruhnya begitu suci.
Hidup di dalam lembah hangat dan selembut kapas.
Sang peri menangis.
Tapi tidak ada Air
mata.
Bening-bening kristal
malah berjatuhan dari tetes tangis nya.
Saat itu sang peri
telah Patah Hati.
Hatinya yang suci,
dilema
Merasakan saat pertama
kali Jatuh Cinta.
Di saat yang bersamaan
hatinya juga terluka.
Sang peri yang sangat
cantik raga dan jiwanya.
Kini telah patah hati
karna cinta.
Dan sungguh hebat
sekali pria itu.
Pria yang menyebut
dirinya manusia biasa.
Tapi telah melukai
hati sang peri.