Jumat, 29 Agustus 2014

Sang Bidadari peri


Peri itu berjalan sendirian di tengah taman anggrek.
Satu sayapnya telah putus karna upaya bunuh dirinya Gagal lagi.
Peri itu ingin mati, tapi dia tidak bisa. Seberapapun kuat usahanya untuk bunuh diri. Sang peri bukanlah makhluk yang hidup dengan Ruh di dalam Raganya. Dia tidak mungkin mati.
Ruhnya begitu suci. Hidup di dalam lembah hangat dan selembut kapas.
 
Sang peri menangis.
Tapi tidak ada Air mata.
Bening-bening kristal malah berjatuhan dari tetes tangis nya.
 
Saat itu sang peri telah Patah Hati.
 
Hatinya yang suci, dilema
 
Merasakan saat pertama kali Jatuh Cinta.
Di saat yang bersamaan hatinya juga terluka.
 
Sang peri yang sangat cantik raga dan jiwanya.
Kini telah patah hati karna cinta.
 
Dan sungguh hebat sekali pria itu.
Pria yang menyebut dirinya manusia biasa.
Tapi telah melukai hati sang peri.